TAFSIR AYAT SOSIAL EKONOMI
SURAT AL-BAQARAH : 282
A.
Abad
Ke III
Periode ini
disebut juga dengan periode :
Artinya : Masa pemurnian, penyehatan,
dan penyempurnaan.
1.
Keadaan Umat Islam Pada Periode Ini
a)
Perikaian
paham dikalangan ulama.
Pada abad ke III ini, bentrokan pendapat
antara mujtahid islam dengan murid dan pengikutnya makin meruncing, baik antara
mazhab fiqih, maupun antarmazhab ilmu
kalam. Terhadap pendukung mazhab fiqih yang fanatik, ulama hadist harus menghadapinya,
karena tidak sedikit diantara mereka yang berbeda pendapat dalam memahami hukum
islam. Para pendukung mazhab fiqih yang fanatik buta, bila pendapat mazhabnya
berbeda dengan mazhab lainnya, maka diantara mereka tidak segan-segan untuk
membuat hadis-hadist palsu dengan maksud selain memperkuat mazhabnya, juga
untuk menuduh lawan mazhabnya sebagai golongan yang sehat.
Golongan mazhab ilmu kalam, khususnya kaum
Mu'tazilah, sangat memusuhi ulama hadist. Mereka sikapnya ingin memaksakan
pendapatnya membuat hadist-hadist palsu.
Pertentangan pendapat antara ilmu kalam
dan ulama hadist ini sesungguhnya telah mulai lahir sejak abad ke II H. Tetapi
pada masa itu penguasa belum memberi angin kapada kaum Mu'tazilah, maka
pertentangan pendapat itu masih berada pada tingkat pertegangan antargolongan.
Pada abad ini khalifah dipegang oleh Khalifah Ma'mun yang pendapatnya sama
denga kaum mu'tazilah.
b)
Sikap
penguasa terhadap ulama hadist.
Khalifah Al-Ma'mun
meninggal tahun 218 H, khalifah ini sangat memperhatikan terhadap ilmu
pengetahuan. Beliau tekun mempelajari Al-Quran, As-Sunnah dan Filsafat. Tetapi
dalam menghadapi pertentangan antara golongan mu'tazilah dengan ahli hadist,
khususnya tentang apakah Alquran itu qadim atau hadist, Khalifah Ma'mun sefaham
dengan kaum mu'tazilah yang menyatakan bahwa Alquran itu makhluk, telah
diumumkan meluas pada tahun 212 H.
Keadaan yang sangat tidak menguntungkan bagi
ulama hadist ini, tetap berlanjut pada masa khalifah AlMu'tasim wafat tahun 227
H dan Watsiq wafat tahun 232 H, dan Imam Ahmad. Pada masa-masa pemerintahan
ini, bukan hanya sekedar dipenjarakan tetapi juga disiksa dan dirantai.
c)
Kegiatan
para pemalsu hadist.
Kaum zindik yang pada dasarnya sangat
memusuhi islam, dalam masa pertentangan antar mazhab fiqih dan mazhab ilmu
kalam yang sedang menajam, telah mendapat kesempatan yang baik untuk
menghancurkan umat islam. Mereka sengaja membuat hadist-hadist palsu untuk
mengeruhkan suasana dan menyesatkan umat islam, akibatnya para ulama hadist
sibuk menyelamatkan hadist-hadist Nabi yang benar-benar berasak dari nabi.
2.
Keiatan
Ulama Hadist Dalam Melestarikan Hadist-Hadist.
a.
Kegiatan
yang ditempuh
Kegiatan ulama
hadist dalam usaha melestarikan hadist-hadist Nabi secara garis besar ada 5
macam kegiatan yang penting, yaitu :
a)
Mengadakan
perlawanan ke daerah-daerah yang jauh, kegiatan ini ditempuk karena hadist nabi
telah dibukukan para ulama hadist pada periode ke 4 abad ke II H. Usaha peralatan untuk mencari hadist nabi ini
telah dipelopori oleh imam Bukhari selama 16 tahun beliau telah melawat ke
Mekkah, Madinah, Baghdad, Basrah, Kufah, Mesir, Damsyik, Naisabur, dan
lain-lain.
b)
Sejak
permulaan abad ke III H, ulama hadist telah mengadakan klasifikasi antara
hadist-hadist yang marfhu' (yang disandarkan kepada nabi), yang mauquf
(yang disandarkan kepada sahabat), dan yang maqhtu (yang disandarkan
kepada tabi'in).
c)
Pada
pertengahan abad ke III H, mulailah ulama hadist mengadakan seleksi kualitas
hadist kepada shahih dan daif.
d)
Menghimpum
segala kritik yang telah dilontarkan oleh ilmu kalam dan lain-lain, baik kritik
yang ditujukan kepada pribadi perawi hadist mupun yang ditujukan kepada
matan-matan hadist.
e)
Agar
supaya dapat dengan mudah mengetahui kualitas hadist dan pula lebih mudah untuk
mengetahui masalah-masalah yang dikandung oleh hadist-hadist nabi. Maka ulama
dalam menyusun kitab-kitab hadist menempuh metode seperti kitab fiqih.
b.
Bentuk
Penyusunan Kitab Hadist pada abad ke II
H
1)
Kitab
Shahih
a)
Al-Jami'us
shahih, susunan imam Bukhari, kitab ini dikenal dengan shahih Bukhari.
b)
Al-Jami'us
shahih, susunan imam Muslim, kitab ini dikenal dengan shahih Muslim.
2)
Kitab
Sunan
a)
As-Sunan,
Susunan Abu Daud
b)
As-Sunan,
Susunan At-Tarmidzi
c)
As-Sunan,
Susunan An-Nasa'i
d)
As-Sunan,
Susunan Ibnu Majah
e)
As-Sunan,
Susunan Ad-Darimy.
3)
Kitab
Musnad
a)
Musnad,
susunan Imam Ahmad Bin Hambal
b)
Musnad,
susunan Imam Abu Qasim Al-Baghawy
c)
Musnad,
susunan Imam Utsman Bin Abi Syaibah.
3.
Kitab-Kitab
Standar
B.
Abad
Ke IV Sampai Pertengahan Abad Ke 7
1.
Keadaan
Politik Dalam Periode Ini.
Pada abad ke IV ini daulah islamiyah kecil
banyak yang lahir tetapi mereka semua tidak berdaya. Dikawasan barat Bani
Umayyah di Andalusia "Abdur Rahman An-Nashir". Di Afrika Utara,
golongan Syiah Ismailiyah "Ubaidillah Al-Mahdi Al-Fathimi". Antar
daulah islamiyah tersebut, timbul keinginan saling menguasai. Mereka saling
menyerang dan saling mengaku sebagai penguasa tertinggi terhadap daulah
islamiyah yang ada.
2.
Kegiatan
Ulama Hadist Pada Periode Ini
Pada abad ke IV ini ulama hanya sedikit
menyusun hadist-hadist shahih yang masih dikumpulkan sepeninggalan abad ke III.
Antara lain adalah :
a)
As-Shahih,
Susunan Ibnu Khuzaimah (313 H)
b)
Al-Anwa'
wat-Taqsim, Susunan Ibnu Hibban (354 H)
c)
Al-Musnad,
Susunan Abu Awanah (316 H)
d)
Al-Muntaqa,
Susunan Ibnu Jarad
e)
Al-Mukhtarah,
Susunan Muhammad Bin Abdul Wahid Al-Maqdisy
3.
Ciri-Ciri
Pembukuan Hadist Pada Periode Ini
a)
Kitab
Athraf
b)
Kitab
Mustakhraj
c)
Kitab
Mustadrak
d)
Kitab
jami'
Abad Ke 5, Periode ini merupakan
pesistematisasian dan pengklasifikasian hadist. Para ulama ahli hadist pada
abad ini berupaya mengklasifikasikan hadist dengan menghimpun hadist-hadist
yang sejenis kandungannya dalam suatu kitab hadid. Dengan usaha mereka itu,
maka muncullah kitab hadist seperti :
1.
Sunan
Al-Kubra, Karya Abu Bakar Ahmad bin Husain Ali Al-Baihaqi (384-458 H)
2.
Muntaqa
Al Akhbar, Karya Madudin Al-Harrany (wafat 652 H),
3.
Nailul
Authar, Sebagai Syarah Kitab Muntaqa Al Akhbar Karya Muhammad Bin Ali
Al-Syaukany (1172-1250 H).
Selanjutnya
bangkit pula para ulama yang berupaya menyusun kitab yang berguna untuk mencari
hadist-hadist, yaitu kitab kamus hadist untuk mentakhrij suatu hadist atau untuk mengetahui dari kitab
hadist apa suatu hadist didapatkan. Misalnya
kitab Al-Jamiush Saghir Fi Ahadits Al Basyirin Nadzir, karya Imam Jalaludin Al
Suyuthi (849-911 H). Kitab ini berupaya mengumpulkan segala hadist yang
terdapat dalam kitab yang enam dan lainnya disusun secara alfabetis dari awal
hadist hingga selesai, ditulis pada tahun 907 H.
Dari uraian
diatas, nampaklah proses perjalanan hadist dari zaman Rasulullah hingga masa
kini.
Posting Komentar