Home » , » Tafsir Ayat Sosial Ekonomi (Surat Al-Baqarah : 282)

Tafsir Ayat Sosial Ekonomi (Surat Al-Baqarah : 282)

Written By Unknown on Senin, 14 Januari 2013 | 08.16


TAFSIR AYAT SOSIAL EKONOMI
SURAT AL-BAQARAH : 282

A.            Abad Ke III
Periode ini disebut juga dengan periode :
Artinya : Masa pemurnian, penyehatan, dan penyempurnaan.
1.             Keadaan  Umat Islam Pada Periode Ini
a)            Perikaian paham dikalangan ulama.
Pada abad ke III ini, bentrokan pendapat antara mujtahid islam dengan murid dan pengikutnya makin meruncing, baik antara mazhab fiqih, maupun antarmazhab  ilmu kalam. Terhadap pendukung mazhab fiqih yang fanatik, ulama hadist harus menghadapinya, karena tidak sedikit diantara mereka yang berbeda pendapat dalam memahami hukum islam. Para pendukung mazhab fiqih yang fanatik buta, bila pendapat mazhabnya berbeda dengan mazhab lainnya, maka diantara mereka tidak segan-segan untuk membuat hadis-hadist palsu dengan maksud selain memperkuat mazhabnya, juga untuk menuduh lawan mazhabnya sebagai golongan yang sehat.
Golongan mazhab ilmu kalam, khususnya kaum Mu'tazilah, sangat memusuhi ulama hadist. Mereka sikapnya ingin memaksakan pendapatnya membuat hadist-hadist palsu.
Pertentangan pendapat antara ilmu kalam dan ulama hadist ini sesungguhnya telah mulai lahir sejak abad ke II H. Tetapi pada masa itu penguasa belum memberi angin kapada kaum Mu'tazilah, maka pertentangan pendapat itu masih berada pada tingkat pertegangan antargolongan. Pada abad ini khalifah dipegang oleh Khalifah Ma'mun yang pendapatnya sama denga kaum mu'tazilah.
b)            Sikap penguasa terhadap ulama hadist.
Khalifah Al-Ma'mun meninggal tahun 218 H, khalifah ini sangat memperhatikan terhadap ilmu pengetahuan. Beliau tekun mempelajari Al-Quran, As-Sunnah dan Filsafat. Tetapi dalam menghadapi pertentangan antara golongan mu'tazilah dengan ahli hadist, khususnya tentang apakah Alquran itu qadim atau hadist, Khalifah Ma'mun sefaham dengan kaum mu'tazilah yang menyatakan bahwa Alquran itu makhluk, telah diumumkan meluas pada tahun 212 H.
 Keadaan yang sangat tidak menguntungkan bagi ulama hadist ini, tetap berlanjut pada masa khalifah AlMu'tasim wafat tahun 227 H dan Watsiq wafat tahun 232 H, dan Imam Ahmad. Pada masa-masa pemerintahan ini, bukan hanya sekedar dipenjarakan tetapi juga disiksa dan dirantai.
c)             Kegiatan para pemalsu hadist.
Kaum zindik yang pada dasarnya sangat memusuhi islam, dalam masa pertentangan antar mazhab fiqih dan mazhab ilmu kalam yang sedang menajam, telah mendapat kesempatan yang baik untuk menghancurkan umat islam. Mereka sengaja membuat hadist-hadist palsu untuk mengeruhkan suasana dan menyesatkan umat islam, akibatnya para ulama hadist sibuk menyelamatkan hadist-hadist Nabi yang benar-benar berasak dari nabi.
2.             Keiatan Ulama Hadist Dalam Melestarikan Hadist-Hadist.
a.             Kegiatan yang ditempuh
Kegiatan ulama hadist dalam usaha melestarikan hadist-hadist Nabi secara garis besar ada 5 macam kegiatan yang penting, yaitu :
a)      Mengadakan perlawanan ke daerah-daerah yang jauh, kegiatan ini ditempuk karena hadist nabi telah dibukukan para ulama hadist pada periode ke 4 abad ke II H.  Usaha peralatan untuk mencari hadist nabi ini telah dipelopori oleh imam Bukhari selama 16 tahun beliau telah melawat ke Mekkah, Madinah, Baghdad, Basrah, Kufah, Mesir, Damsyik, Naisabur, dan lain-lain.
b)            Sejak permulaan abad ke III H, ulama hadist telah mengadakan klasifikasi antara hadist-hadist yang marfhu' (yang disandarkan kepada nabi), yang mauquf (yang disandarkan kepada sahabat), dan yang maqhtu (yang disandarkan kepada tabi'in).
c)             Pada pertengahan abad ke III H, mulailah ulama hadist mengadakan seleksi kualitas hadist kepada shahih dan daif.
d)            Menghimpum segala kritik yang telah dilontarkan oleh ilmu kalam dan lain-lain, baik kritik yang ditujukan kepada pribadi perawi hadist mupun yang ditujukan kepada matan-matan hadist.
e)            Agar supaya dapat dengan mudah mengetahui kualitas hadist dan pula lebih mudah untuk mengetahui masalah-masalah yang dikandung oleh hadist-hadist nabi. Maka ulama dalam menyusun kitab-kitab hadist menempuh metode seperti kitab fiqih.
b.            Bentuk Penyusunan Kitab Hadist pada abad ke  II H
1)            Kitab Shahih
a)            Al-Jami'us shahih, susunan imam Bukhari, kitab ini dikenal dengan shahih Bukhari.
b)            Al-Jami'us shahih, susunan imam Muslim, kitab ini dikenal dengan shahih Muslim.
2)            Kitab Sunan
a)            As-Sunan, Susunan Abu Daud
b)            As-Sunan, Susunan At-Tarmidzi
c)             As-Sunan, Susunan An-Nasa'i
d)            As-Sunan, Susunan Ibnu Majah
e)            As-Sunan, Susunan Ad-Darimy.
3)            Kitab Musnad
a)            Musnad, susunan Imam Ahmad Bin Hambal
b)            Musnad, susunan Imam Abu Qasim Al-Baghawy
c)             Musnad, susunan Imam Utsman Bin Abi Syaibah.
3.             Kitab-Kitab Standar

B.            Abad Ke IV Sampai Pertengahan Abad Ke 7
1.             Keadaan Politik Dalam Periode Ini.
Pada abad ke IV ini daulah islamiyah kecil banyak yang lahir tetapi mereka semua tidak berdaya. Dikawasan barat Bani Umayyah di Andalusia "Abdur Rahman An-Nashir". Di Afrika Utara, golongan Syiah Ismailiyah "Ubaidillah Al-Mahdi Al-Fathimi". Antar daulah islamiyah tersebut, timbul keinginan saling menguasai. Mereka saling menyerang dan saling mengaku sebagai penguasa tertinggi terhadap daulah islamiyah yang ada.
2.             Kegiatan Ulama Hadist Pada Periode Ini
Pada abad ke IV ini ulama hanya sedikit menyusun hadist-hadist shahih yang masih dikumpulkan sepeninggalan abad ke III. Antara lain adalah :
a)            As-Shahih, Susunan Ibnu Khuzaimah (313 H)
b)            Al-Anwa' wat-Taqsim, Susunan Ibnu Hibban (354 H)
c)             Al-Musnad, Susunan Abu Awanah (316 H)
d)            Al-Muntaqa, Susunan Ibnu Jarad
e)            Al-Mukhtarah, Susunan Muhammad Bin Abdul Wahid Al-Maqdisy
3.             Ciri-Ciri Pembukuan Hadist Pada Periode Ini
a)            Kitab Athraf
b)            Kitab Mustakhraj
c)             Kitab Mustadrak
d)            Kitab jami'

Abad Ke 5, Periode ini merupakan pesistematisasian dan pengklasifikasian hadist. Para ulama ahli hadist pada abad ini berupaya mengklasifikasikan hadist dengan menghimpun hadist-hadist yang sejenis kandungannya dalam suatu kitab hadid. Dengan usaha mereka itu, maka muncullah kitab hadist seperti :
1.             Sunan Al-Kubra, Karya Abu Bakar Ahmad bin Husain Ali Al-Baihaqi (384-458 H)
2.             Muntaqa Al Akhbar, Karya Madudin Al-Harrany (wafat 652 H),
3.             Nailul Authar, Sebagai Syarah Kitab Muntaqa Al Akhbar Karya Muhammad Bin Ali Al-Syaukany (1172-1250 H).
Selanjutnya bangkit pula para ulama yang berupaya menyusun kitab yang berguna untuk mencari hadist-hadist, yaitu kitab kamus hadist untuk mentakhrij  suatu hadist atau untuk mengetahui dari kitab hadist apa suatu hadist didapatkan.  Misalnya kitab Al-Jamiush Saghir Fi Ahadits Al Basyirin Nadzir, karya Imam Jalaludin Al Suyuthi (849-911 H). Kitab ini berupaya mengumpulkan segala hadist yang terdapat dalam kitab yang enam dan lainnya disusun secara alfabetis dari awal hadist hingga selesai, ditulis pada tahun 907 H.
Dari uraian diatas, nampaklah proses perjalanan hadist dari zaman Rasulullah hingga masa kini.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. WISATA PANCING - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger