Menjadi seorang pendidik memiliki keutamaan yang banyak sekali. Diantaranya adalah bahwa mendidik adalah jalan dakwah para nabi dan rasul. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah ta’ala (yang artinya), “Katakanlah:
Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak
(kalian) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah dan aku
tidak termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108).
Keutamaan
lain yang bisa diperoleh seorang pendidik adalah pahala yang tidak
terputus, selama ilmu yang ia ajarkan terus diamalkan dan diajarkan
kepada orang lain. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika
seorang manusia meninggal dunia, maka pahala amalnya akan terputus,
kecuali tiga hal: Shadaqah Jariyyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
shalih yang mendoakan kedua orang tuanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk menjadi seorang pendidik yang Profesional dan Islami, hendaklah seorang guru memahami dan mengamalkan hal-hal berikut ini:
(1) Meniatkan Ikhlas karena Allah semata.
Mengajarkan ilmu kepada orang lain merupakan salah satu jenis ibadah,
yang mana ibadah tidaklah diterima kecuali dengan niat yang ikhlas dan mutaba’ah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan dari apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
(2) Membekali Diri dengan Ilmu.
Karena ilmu tidaklah didapat kecuali dengan belajar, maka membekali
diri dengan ilmu sebelum mengajarkan merupakan seuatu kewajiban. Dan
seorang guru tidak akan mampu mengajarkan ilmu yang ia tidak miliki/kuasai. Dalam sebuah pepatah Arab dikatakan, “Sesuatu yang tidak punya tidak bisa memberi apa-apa.” (Dinukil oleh Syaikh Albani dalam Kitab At-Tawassul Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu hal.74)
(3) Menjadi Teladan yang Baik bagi Anak Didiknya.
Wajib bagi seorang pendidik untuk membaguskan akhlaknya dan menjadikan
dirinya sebagai teladan bagi anak didiknya, serta menjauhi akhlak yang
buruk. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaqnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim). Anak didik tidak akan menilai seorang guru
hanya sekedar dari ucapan semata, namun ia juga akan melihat
kesesuaiannya dalam akhlak dan perbuatannya. Berperilaku tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya juga termasuk hal yang dimurkai oleh Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai
orang-orang yang beriman, mengapa engkau mengatakan apa yang tidak
engkau kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa engkau
mengucapkan apa-apa yang tidak engkau kerjakan.” (QS. Ash-Shaaf: 2-3)
(4) Amanah terhadap Pekerjaannya.
Selain mampu menjadi teladan bagi anak didiknya, seorang pendidik
hendaklah amanah dengan tugas yang diembankan kepadanya. Disiplin
terhadap waktu, amanah terhadap pekerjaan, rapi dan bersih dalam
berpakaian. Demikianlah selayaknya seorang pendidik.
(5) Berdo’a kepada Allah.
Sebesar apapun keinginan dan usaha seorang hamba untuk menjadikan
dirinya dan orang lain paham terhadap apa yang ia sampaikan, tetaplah ia
berdoa kepada Allah sebagai pemberi hidayah kepada seseorang. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,
tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya.” (QS. Al-Qashas: 56)
(6) Bersikap Sabar menghadapi Perilaku Anak Didiknya.
Dalam mengajar, seorang guru dihadapkan pada perilaku dan karakter
siswa yang berbagai macam. Terkadang seorang guru dihadapkan pada siswa
yang sangat sulit diatur. Namun demikian, seorang guru harus tetap sabar
dalam mengarahkan anak didiknya, dan berusaha mencari solusi setiap
permasalahan.
Demikianlah
diantara kiat yang dapat menjadikan seorang guru menjadi Pendidik yang
Profesional dan Islami. Adapun faktor-faktor lain, seperti memanfaatkan
teknologi dalam sistem pembelajaran adalah boleh, Allahu a’lam, selama
tidak bertentangan atau melanggar batas syari’at. Sekian, ini hanyalah
sedikit catatan ringan dari seorang guru berdasarkan pengalamannya dalam
mengajar. Silahkan diambil jika ada manfaatkan, dan silahkan
ditinggalkan jika ada yang kurang tepat di dalamnya. Akhirnya, hanya
kepada Allah-lah kita memohon taufiqNya.
Rawalumbu (Bekasi), 10 Shafar 1434 H / 24 Desember 2012 M
———–
Artikel Muslim.Or.Id
Sumber : http://ukhuwah-obsesi.blogspot.com/2012/12/tips-menjadi-pendidik-yang-profesional-dan-islami.html
Posting Komentar